BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum kita membahas apa itu Afiksasi, kita harus tahu dulu apa itu
Afiks? Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar. Pembahasan
mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi.
Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang
menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis
afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang lebih
mendalam mengenai afiks. Afiksasi adalah salah satu dari 3 proses morpologik,
yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses Pemajemukkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Afiks?
1. Apa itu Afiks?
2. Apa
Pengertian Afiksasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui sedikit banyak
mengenai tentang Afiks dan proses pembubuhan Afiks ( Afiksasi ) serta
contoh-contoh pembubuhan afiks tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Afiksasi
Ialah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan
tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.
Syarat-Syarat Kata Untuk
Dapat Menjadi Afiksasi :
Kata
afiks itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata
atau pokok kata baru. Contoh: kata minuman, kata ini terdiri dari dua unsur
langsung, yaitu kata minum yang di sebut bentuk bebas dan –an yang di sebut
bentuk terikat. Makna ini di sebut makna afiks. Contoh kata yang lain seperti:
kata timbangan, pikiran, satuan, gambaran, buatan, bungkusan.
Kata afiks itu merupakan bentuk
terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis (tertulis) selalu
melekat pada bentuk lain. Contoh: kedua, kehendak, kekasih, ketua, artinya
antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat di pisahkan, karena apabila
dipisahkan akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga dengan kata
kehendak, kekasih dan ketua. Berbeda halnya dengan bentuk di seperti pada kata
di rumah, di pekarangan, di ruang, tidak dapat di golongkan afiks, karena
sebenarnya bentuk itu secara gramatis mempinyai sifat bebas. Demikian halnya
dengan bentuk ke seperti pada kata ke rumah, ke toko, ke kota , ini tidak dapat
di golongkan afiks. Jadi, dalam afiks hanya dapat di bentuk apabila imbuhan itu
dalam bentuk terikat.
Afiks tidak memiliki arti leksis,
artinya tidak mempunyai pertalian arti karena kata itu berupa imbuhan.
Sedangkan imbuhan itu dapat mempengaruhi arti kata itu sendiri. Contoh: bentuk
–nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti dengan ia. Misalnya: rupanya,
agaknya, termasuk golongan afiks, karena hubungannya dengan arti leksisnya
sudah terputus.
Imbuhan itu dapat mengubah makna,
jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang
fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasar.
Contoh: afiks baru: pembaruan →
peng- an. Pada contoh ini terjadi perubahan bentuk imbuhan dari pem- an menjadi
peng- an, hal ini terjadi karena pengaruh asimilasi bunyi. Kata belakang →
keterbelakangan → terbelakang. Pada kata ini terjadi perubahan bentuk ke-an.
2.2 Afiks
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata
merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan
mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata
yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan
objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi. Imbuhan (afiks) adalah
Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan
(prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu
prefiks, infiks, sufiks, konfiks, kombinasi afiks, simulfiks, superfiks,
interfiks, dan transfiks.
1. Macam-macam Afiks
a. Prefiks (Awalan)
Awalan (prefiks)
adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut
prefiksasi. Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam
bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan
serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Awalan terdiri
dari a, ku, me, di, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh:
· ber- :
berjalan, berdiri, bekerja, belajar, berlari, bertamu, berpikir.
· memper- : memperbanyak, memperindah, mempermudah,
memperbesar.
· di- : dibeli, dicuri, diambil, didengar,
diraba, dijilat, diputar, dimakan.
· ter- :
terkenal, terinjak, terbawa, terhormat, terpandai, termakan,terdengar.
· per- :
perlebar, perpanjang, persempit, perluas, perkecil.
· pe- : pedagang, pelari, peternak, pekebun,
petinju, peserta, petenis.
Awalan-awalan (imbuhan dari bahasa
asing) pada kata-kata serapan yang disadari adanya, juga oleh penutur yang
bukan dwibahasawan, adalah sebagai berikut:
- a → seperti pada amoral dan asosial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
- anti → seperti pada antikomunis, antipemerintah, antiklimaks, antimagnet, antikarat yang artinya ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.
- mikro → seperti pada mikroorganisme. Awalan ini artinya ‘kecil’ atau ‘renik’.
- multi → seperti padamultipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’.
- non → seperti pada nongelar, nonminyak. Awalan ini artinya ‘bukan’ atau ‘tidak ber-‘.
b. Sufiks (Akhiran)
Ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau
dilekatkan pada akhir dasar.
Contoh:
Makan > makan + an menjadi makanan
Makan > makan + an menjadi makanan
Ambil > ambil
+ kan menjadi ambilkan
c. Infiks (Sisipan)
Sisipan (infiks) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis
imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata
tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak
pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal
pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi.
Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
· el- :
telunjuk, temali, telapak, gelembung, geligi, pelatuk, gemulung
· er- :
serabut, seruling, gerigi
· em- : kemuning, kemelut, kemilau, temali
· in- : kinerja, sinambung, tinambah
Sisipan ( infiks) dapat
mempunyai makna, antara lain:
i. Menyatakan
banyak dan bermacam-macam. Contohnya: tali→ temali, artinya terdapat
bermacam-macam tali. gigi→gerigi, artinya terdapat bermacam gigi.
ii.
Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu. Contoh:
getar→gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda.
guruh→gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh.
iii. Menyatakan
sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya. Contoh: kata
kerja→kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau
sesuatu sifat kegigihan. turun→temurun, artinya sesuatu yang mempunyai sifat
terus-menerus.
d. Konfiks
Ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan
akhir dasar.
Contoh:
Ber > an -berdatangan, berhamburan
Ber > an -berdatangan, berhamburan
Ke
> an -keuangan, keahlian
Per
> an -perjuagan, pertemuan
Se
> nya -sebaik-baiknya,
sebesar-besarnya
e. Gabungan Afiks
Ialah gabungan prefiks dan sufiks
yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Contoh:
ber→an = berpakaian
ber→an = berpakaian
pakai_pakaian_berpakaian
member→kan = memberlakukan
laku_ berlaku_
berlakukan _memberlakukan
f. Simulfiks
Ialah afiks yang disamakan dengan
ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya. Fungsinya ialah
membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang lain
menjadi kata kerja.
Contoh:
Kopi → ngopi
Kopi → ngopi
Sate → nyate
Kebut → ngebut
Tulis → nulis
g. Superfiks atau Suprafiks
Superfiks atau suprafiks adalah
afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental
Imbuhan superfiks dapat kita jumpai dalam bahasa-bahasa daerah, superfiks itu sama halnya dengan bahasa dialek yang hanya di miliki oleh daerah tertentu.
Contoh :
Imbuhan superfiks dapat kita jumpai dalam bahasa-bahasa daerah, superfiks itu sama halnya dengan bahasa dialek yang hanya di miliki oleh daerah tertentu.
Contoh :
Suwe → lama
Wedi → akut
Biti → kecil
Malampo → gemuk.
h. Interfiks
Interfiks yaitu suatu jenis infiks
yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks terdapat pada
kata-kata bentukan baru, misalnya: interfiks n dan o
Contoh:
morph → logy = morphology
morph → logy = morphology
Jawa → logi =
jawanologi.
i. Transfiks
Transfiks yaitu afiks yang berwujud
vokal-vokal yang dimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam bahasa Indonesia tidak
ditemukan adanya transfiks, antara lain dalam bahasa arab.
Contoh:
nshr -a-a, → nashara
nshr -a-a, → nashara
dzhb-a-a →
dzahaba.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar. Afiksasi
adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal
maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi adalah salah satu dari 3 proses
morpologik, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses Pemajemukkan.
3.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik & saran
yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya
untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://morfologibahasaindonesia.blogspot.com/2011/03/afiksasi.html
http://sembilanbahtera.blogspot.com/2011/09/proses-morfologis-afiksasi.htm
0 comments:
¿Deje un comentario? / PROSES MORFOLOGI AFIKSASI